Friday, April 24, 2009

Kisah Nabi Nuh Dengan Kaumnya

Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali melakukan perkara yang mensyirikkan Allah, meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis laknatullah.

Bertahun lamanya kaum nabi nuh menyembah berhala. Mereka menjadikan berhala-berhala itu sebagai Tuhan tempat meminta kebaikan dan tempat menolak bala. Berhala menjadi tempat bergantung segala sesuatu dalam kehidupan mereka. Mereka meminta dan memanggil berhala-berhala itu dengan bermacam nama. Kadang dengan nama Wadda, Suwaa’, dan Yaghuts. Kadang dengan nama Ya’uq, atau Nasr –nama-nama berhala ini diwarisi dari masyarakat Arab di masa jahiliyah. Mereka melakukan semua itu disebabkan kejahilan dan menuruti hawa nafsu.

25. Dan Demi sesungguhnya! Kami telah utuskan Nabi Nuh lalu ia memberitahu kaumnya Dengan berkata: "Sesungguhnya Aku ini seorang Rasul pemberi amaran Yang nyata kepada kamu.

Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka .

Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka ternyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajarannya, menurut riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang. Itupun hanya mereka yang terdiri dari orang-orang yang miskin. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terkenal dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak mahu berganjak dari agama dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan komplot hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.

5. (setelah puas menyeru mereka), Nabi Nuh berdoa Dengan berkata: "Wahai Tuhanku, Sesungguhnya Aku telah menyeru kaumku siang dan malam (supaya mereka beriman);
6. "Maka seruanku itu tidak memberikan mereka (sesuatu faedah pun) selain daripada menambahi mereka melarikan diri (dari kebenaran).
7. "Dan Sesungguhnya aku, tiap-tiap kali menyeru mereka (beriman) supaya Engkau mengampunkan dosa-dosa mereka, - mereka menyumbatkan telinganya Dengan jari masing-masing, dan berselubung Dengan pakaiannya, serta berdegil Dengan keingkarannya, dan berlaku sombong takbur Dengan melampau.
8. "Kemudian Aku telah menyeru mereka Dengan terang-terang;
9. "Selain dari itu, Aku (berulang-ulang) menyeru mereka secara beramai-ramai Dengan berterus-terang, dan menyeru mereka lagi secara berseorangan Dengan perlahan-lahan.

Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama 950 tahun berdakwah menyampaikan risalah dari Allah, mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala dan kembali sujud dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa. Nabi nuh juga memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah serta berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, serta tolong-menolong sesama manusia.

Harapan nabi nuh untuk melihat kaumnya kembali mengikut perintah Allah makin hari makin berkurangan. Sinar iman dan takwa tidak akan menembusi ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis.

Seperti mana firman Allah yang bermaksud:

"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati dengan apa yang mereka perbuatkan."

Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan azab ke atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal, mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."

Doa Nabi Nuh dimaklbulkan oleh Allah dan permohonannya diperkenankan serta tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, kerana mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.

Setelah nabi nuh menerima perintah dari Allah untuk dibina sebuah bahtera, nabi nuh dan pengikutnya mula mengumpulkan bahan untuk tujuan pembinaan bahtera tersebut. Walaupun tempat pembinaan tersebut jauh dari kawasan orang ramai, nabi nuh dan pengikutnya tetap jugak menerima ejekan dan kutukan dari kaumnya. Ada antara mereka yang mengatakan nabi nuh sudah tidak betul kerana membina kapal jauh dari kawasan perairan.

Setelah selesai kerja-kerja pembinaan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia itu, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:

"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintahKu dan terlihat tanda-tanda daripadaKu maka bersegeralah untuk membawa bersamamu di dalam kapal itu dari pengikutmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izinKu."

Kemudian tercurahlah dari langit dan memancut dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menenggelamkan daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.

Maka belayarlah bahtera nabi nuh membelah banjir besar tersebut. Di kiri dan kanan bahtera terlihatlah akan orang-orang kafir yang sedang bergelut dengan gelombang air yang besar dan sedang berdepan dengan saat-saat kematian mereka dek kerana keingkaran mereka kepada perintah Allah.

Didalam kekalutan itu, nabi nuh terlihat akan anaknya yang sedang berusaha untuk menyelamatkan dirinya. Nabi nuh dengan rasa kasih nya sebagai seorang ayah terus lagi mengajak anaknya untuk beriman kepada Allah yang Esa. Dalam keadaan begitu pun ajakan nabi nuh terhadap anaknya itu dibalas dengan penentangan daripada anaknya sendiri.

Sedihnya diri…tidak terkata…
Melihat anak...terus menderhaka..
Kasihnya ayah..tiada berguna,
Matilah anak di depan mata…
(syair..tapi cam tak best jer..ubah la lirik tuh wat lain..ehehe)

Demikianlah kawan-kawan..kisah ini patut kita jadikan sebagai tauladan dalam hidup kita. Seorang ayah yang beriman belum tentu dapat mewariskan keimanan nya kepada anak sendiri. Sedangkan seorang nabi pun tidak mampu untuk membantu anaknya sendiri, apatah lagi kita ini. Keimanan kita kepada Allah perlu kita pupuk dengan keikhlasan dari hati kecik kita sendiri.

Bak kata baris-baris lagu yang dinyanyikan oleh kumpulan Raihan..

Iman tak dapat diwarisi,
Dari seorang ayah yang bertakwa,
Iman tak dapat dijual beli,
Iman tiada di tepian pantai.

Oleh itu kawan-kawan..marilah kita sama-sama memantapkan lagi keimanan kita kepada Allah supaya nanti kita tergolong dari kalangan hamba-hamba Allah yang bertakwa..amin..

No comments: